SATU MIMPIKU TERWUJUD
Saya sekolah di sebuah SMK Negeri di Bantul
jurusan Akuntansi. Saat itu saya masih duduk di kelas 3 SMK. Siap-siap mau
ujian kelulusan. Rencananya setelah lulus, saya mau melanjutkan untuk kuliah. Pada
waktu itu ada beasiswa dari pemerintah dan saya antusias sekali untuk ikut. Suatu
ketika setalah pulang sekolah, saya memberitahu pengumuman beasiswa itu kepada
orang tua saya. Dan saya mengutarakan niat untuk melanjutkan kuliah. Tetapi ayah
saya tidak setuju. Saya sedih sekali. Saya menangis di dalam kamar. Saya tahu
alasannya. Saya memang bukan dari keluarga sederhana tapi keluarga yang tidak
mampu. Untuk makan sehari-hari saja terkadang harus menjual beras. Ayah saya
hanya seorang tukang becak yang penghasilannya tidak menentu. Di rumah juga
berwiraswasta menjadi tukang potong rambut. Dan saya mencoba memahaminya. Walau
pun ayah saya tidak setuju, saya bersikeras untuk kuliah. Saya membujuk ayah
saya untuk mencarikan syarat-syarat pengajuan beasiswa. Dan ibu saya pun
mendukung. Setelah syarat-syarat terpenuhi, dengan kemantapan hati saya
mendaftarkan diri.
Sebulan kemudian diumumkan siapa yang diterima dan
mendapat beasiswa. Untuk kedua kalinya saya sedih karena tidak diterima di perguruan
tinggi. Saya berprasangka baik mungkin memang belum saatnya. Tetapi saya masih
punya mimpi untuk kuliah. Beberapa hari kemudian saya melamar kerja di sebuah
bimbingan belajar dekat rumah dan alhamdulillah diterima.
Setelah dua tahun bekerja, saya punya keinginan
untuk mendaftar kuliah lagi. Banyak target yang harus saya penuhi, termasuk
keuangan. Selama setahun terakhir saya menabung dan alhamdullilah hasilnya
lumayan. Bisa untuk masuk perguruan negeri yang termurah. Saya punya rencana
untuk pindah tempat kerja setelah kuliah nanti. Saat itu saya ditawari teman
saya untuk menggantikan pekerjaannya selama cuti melahirkan. Karena gajinya
lumayan, saya pun menerimanya. Kemudian saya mengutarakan niat saya untuk
berhenti dari pekerjaan awal. Tetapi pimpinan saya tidak mengijinkan saya untuk
berhenti. Karena saya sudah janji dengan teman saya, saya pun bekerja di dua
tempat selama 3 bulan. Pagi sampai siang saya di apotek dan sorenya saya di
bimbingan belajar.
Awalnya saya mendaftar di Perguruan Tinggi Negeri tetapi
belum juga beruntung. Kemudian saya mendaftar di perguruan tinggi swasta atas
usul dari pimpinan saya, yaitu di Universitas PGRI Yogyakarta. Sebelumnya, saya
ragu untuk mendaftar ke perguruan tinggi swasta karena biaya kuliah yang cukup
mahal. Saya pun memberanikan diri untuk mengutarakan niatan saya untuk kuliah
dan masalah yang harus saya hadapi kepada orang tua saya. Dan alhamdulillah
orang tua saya mendukung. Dan akhirnya saya diterima di Universitas PGRI
Yogyakarta.
Hingga saat ini, saya masih bekerja di bimbingan
belajar dan kuliah di Universitas PGRI Yogyakarta. Atas kebaikan dari Pimpinan
saya, saya masih diperbolehkan untuk bekerja di bimbingan belajar. Dan alhamdulillah
selama semester 3 ini saya bisa membayar uang kuliah dengan hasil keringat saya
sendiri.
Di dunia ini tidak ada yang tidak mungkin, jika kita
mau berusaha dan berdoa. Alloh Maha segala-galanya, jadi jangan pernah takut
untuk bermimpi dan mewujudkannya. Janji Alloh itu sungguh nyata, jadi percaya
pada diri sendiri, lakukan yang terbaik dan berdoa. Tetap terus semangat. Kini satu
mimpiku terwujud.
Komentar
Posting Komentar