SISTEM PEREDARAN DARAH PADA MANUSIA
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DARAH
Dalam kondisi normal
volume darah dalam tubuh lebih kurang 8% berat badan. Hal itu berarti pada
orang dewasa rata-rata terdapat kurang lebih 5 liter darah.
Komposisi darah
Darah
terdiri atas 2 komponen utama, yaitu plasma darah dan sel-sel darah. Plasma
darah merupakan bagian yang cair, terdiri atas serum dan protein plasma
(misalnya fibrinogen). Sel-sel darah merupakan bagian yang padat, terdiri atas
sel darah merah, sel darah putih, dan keping-keping darah.
a. Plasma
darah
Plasma
darah merupakan cairan yang berwarna kuning jernih. Plasma darah mengandung
sekitar 90% air dan larutan bermacam-macam zat sejumlah 7% - 10%. Zat-zat yang
terkandung di dalam plasma darah antara lain sari makanan, hormon, enzim,
mineral, antibody, dan zat-zat sisa (misalnya CO2 dan pembongkaran
protein). Sari-sari makanan tersebut diserap dari usus halus. Mineral-mineral
di dalam plasma darah terdapat dalam bentuk garam mineral. Fungsi garam-garam
mineral ialah untuk mengatur tekanan osmotik dan pH darah. Protein yang
terdapat dalam darah (protein darah) terdiri atas hormon, albumin, globulin,
dan fibrinogen. Albumin berperan dalam pengaturan tekanan darah. Globulin
biasanya dikenal sebagai imunoglobulin untuk melawan bibit penyakit. Fibrinogen
adalah protein darah yang berfungsi membentuk benang-benang fibrin.
Benang-benang fibrin berperan penting dalam proses pembekuan darah saat tubuh
terluka. Apabila larutan protein dalam plasma darah diendapkan dengan
sentrifuge (alat pemutar), akan tertinggal cairan berwarna kuning jernih yang
disebut serum.
Serum
mengandung antibodi yang dapat melawan zat atau benda asing atau kuman yang
masuk ke dalam tubuh. Zat asing yang masuk ke dalam tubuh disebut antigen.
Antibodi yang dapat menggumpalkan antigen disebut presipitin; yang dapat
menguraikan antigen disebut lisin; dan yang dapat menawarkan racun disebut antitoksin.
b. Sel-sel
Darah
Sel-sel
darah pada manusia, terdiri atas sel darah merah (eritrosit), sel darah putih (leukosit),
dan keping darah (trombosit). Dalam sel-sel darah, kandungan sel darah putih
dan keping darah sebanyak 1%, sedangkan sel darah merah sebanyak 99%.
1) Sel
darah merah (eritrosit)
Sel
darah merah (eritrosit) berbentuk bulat pipih, bagian tengahnya cekung (bikonkaf),
dan tidak berinti. Bentuk ini berfungsi untuk mengoptimalkan pertukaran
oksigen. Eritrosit berwarna merah karena mengandung hemoglobin. Hemoglobin
adalan senyawa protein yang mengandung zat besi.
Sel
darah merah dibentuk dalam sumsum merah tulang pipih. Selanjutnya, darah
beredar ke seluruh bagian tubuh melalui pembuluh darah. Umur sel darah merah kurang
lebih 120 hari. Sel darah merah yang telah tua akan di bongkar oleh hati dan
limpa. Dalam hati hemoglobin diubah menjadi zat warna empedu (bilirubin) yang
kemudian ditampung dalam kantong empedu. Bilirubin ini berfungsi member warna
pada feses. Zat besi yang terdapat pada hemoglobin kemudian dilepas dan
digunakan untuk membentuk sel darah merah baru.
Fungsi
utama sel darah merah adalah mengikat oksigen dan karbondioksida. Bagian sel
darah merah yang sangat berperan dalam mengikat oksigen adalah hemoglobin. Jika
hemoglobin banyak mengikat oksigen, darah berwarna merah cerah, jika hemoglobin
tidak mengikat oksigen darah berwarna merah tua. Proses pengikatan oksigen oleh hemoglobin
dalam paru-paru dapat diikhtisarkan
sebagai berikut.
Karbondioksida
lebih mudah larut dalam air daripada oksigen. Karbondioksida mudah berikatan
dengan air dalam plasma darah membentuk asam karbonat. Asam karbonat kemudian
membebaskan ion hydrogen yang menyebabkan Ph darah akan turun (asam). Apabila
karbondioksida hanya diangkut dengan cara ini, metabolisme tubuh akan
terganggu. Agar tidak membahyakan, tidak lebih dari 5%-10% karbondioksida yang
dihasilkan jaringan mengalami pengangkutan dengan cara ini. Selebihnya,
pengangkutan karbondioksida dilakukan oleh sel darah merah. Sekitar 25%
karbondioksida berikatan dengan hemoglobin dalam sel darah merah membentuk karbaminohemoglobin. Karbondioksida tidak bergabung dengan hemoglobin di
tempat yang sama pada oksigen. Sel darah merah dari jantung yang sampai ke
sel-sel tubuh akan membebaskan oksigen dan meningkatakan pengangkutan
karbondioksida dari sisa-sisa oksidasi sel. Sel darah merah dari sel-sel tubuh
yang sampai ke paru-paru akan mengikat oksigen. Pengikatan oksigen oleh
hemoglobin ini akan menaikan pembebasan karbondioksida. Dengan adanya 2
mekanisme penting tersebut, pengangkutan karbondioksida dapat berlangsung
dengan aman dan cepat.
Pada
kondisi yang normal, jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia lebih kurang
5.000.0000 tiap milliliter kubik (mm3) darah. Lingkungan juga
mempengaruhi jumlah sel darah merah dalam tubuh seseorang. Makin tinggi suatu
tempat, kadar oksigen di atmosfer makin berkurang. Orang yang hidup di daratan
tinggi mengadakan adaptasi dengan cara memperbanyak jumlah sel darah merah agar
kebutuhan oksigen tubuh tetap tercukupi.
2) Sel
darah putih (leukosit)
Sel
ini memiliki inti, tetapi tidak memiliki bentuk sel yang tetap, tidak berwarna,
dapat bergerak secara ameboid (ameba), dan dapat menembus dinding pembuluh
darah. Keluarnya sel darah putih dari pembuluh darah kapiler disebut
diapedesis. Sel darah putih dalam setiap millimeter kubik darah lebih kurang
berjumlah 8.000. Akan tetapi, jika ada bibit penyakit yang masuk, jumlah sel
darah putih dapat mengikat menjadi 25.000 per mm3. Peningkatan
jumlah ini karena sel darah putih diperlukan untuk merangsang dan menghancurkan
bibit penyakit. Sel darah putih hanya hidup sekitar 12-13 hari. Fungsi sel
darah putih sebagai pertahanan tubuh dari serangan penyakit. Tempat pembentukan
sel darah putih adalah pada sumsum merah tulang putih, limpa, dan kelenjar
getah bening.
Sel
darah putih dapat dibedakan menjadi beberapa macam yaitu limfosit, monosit,
neutrofil, eosinofil, dan basofil. Neutrofil, eosinofil, dan basofil memiliki
granula-granula sehingga sering disebut granulosit, sedangkan limfosit dan
monosit disebut agranulosit (tidak bergranula). Jenis sel darah putih yang terbanyak ialah neutrofil
sekitar 60%. Neutrofil berfungsi menyerang dan mematikan bakteri penyebab
penyakit yang masuk ke dalam tubuh dan menyelebunginya dan melepaskan suatu zat
yang mematikan bakteri. Jumlah limfosit di dalam sel darah putih sekitar
20%-30%. Limfosit bertugas membentuk antibodi, yaitu sejenis protein yang
berfungsi memerangi kuman penyakit. Jumlah monosit di dalam sel darah putih sekitar
5%-10%. Seperti halnya neutrofil, monosit berfungsi menyerang dan mematikan
bakteri. Sehingga neutrofil dan monosit bersifat fagosit yang artinya dapat
melenyapkan bibit penyakit dengan cara memakannya. Jumlah eosinofil dalam darah
putih sekitar 5%. Eosinofil berfungsi menyerang bakteri, membuang sisa sel yang
rusak, dan mengatur pelapasan zat kimia pada saat menyerang bakteri. Basofil
dalam sel darah putih berjumlah sekitar 1%. Basofil berfungsi mencegah
penggumpalan dalam pembuluh darah.
3) Keping-keping
darah (trombosit)
Keping-keping
darah (trombosit) memiliki bentuk yang tidak teratur, tidak berwarna dan tidak
berinti. Trombosit berukuran lebih kecil dibandingkan dengan eritrosit dan
leukosuit. Dalam setiap satu millimeter kubik darah terdapat kurang lebih
250.000 keping darah. Keping-keping darah ini berfungsi dalam proses pembekuan
darah.
2. Proses
Pembekuan Darah
Proses pembekuan darah merupakan proses yang
kompleks untuk mencegah tubuh kehilangan banyak darah ketika terjadi luka.
Jaringan yang luka menyebabkan trombosit pecah dan mengelurkan enzim pengaktif
protombim yang disebut trombokinase atau trumbuplastin. Trombokinase mengubah
protombin mejadi trombin dengan pertolongan mineral, kalsium (Ca2+)
dan vitamin K. Selanjutnya, trombin diperlukan untuk mengubah fibrinogen
menjadi benang-benang fibrin. Luka akan ditutup oleh benang fibrin yang berupa
benang-benang halus sehingga darah berhenti keluar.
Luka yang besar dan tidak bisa diperbaiki sendiri
oleh tubuh perlu dijahit agar bagian yang terbuka menjadi lebih sempit. Dengan
demikian fungsi benang fibrin dan keping-keping darah menjadi lebih efisien.
3.
Fungsi Darah
Darah
terdiri atas beberapa bagian yang masing-masing mempunyai fungsi tertentu.
Fungsi darah secara umum adalah sebagai berikut.
a. Sebagai
Alat Pengangkut
Fungsi
darah sebagai alat pengangkut adalah mengangkut O2 dari paru-paru
serta mengedarkannya ke seluruh tubuh dan juga mengambil CO2 dari
seluruh tubuh untuk dibawa ke paru-paru. Mengangkut sari-sari makanan dari usus
dan mengedarkan ke seluruh tubuh. Mengangkut hormon dari pusat produksi hormon
ke tempat tujuannya di dalam tubuh. Hormon adalah suatu zat kimia yang
dihasilkan oleh kelenjar tak bersaluran atau kelenjar buntu (endokrin).
Mengangkut sisa-sisa pembakaran dari sel-sel tubuh ke alat pengeluaran. Sari
makanan dan hormon diedarkan oleh plasma darah, sedangkan oksigen diangkut oleh
sel-sel darah merah.
b. Sebagai
Alat Pertahanan Tubuh
Bagian
darah yang berfungsi sebagai alat pertahanan tubuh, yaitu sel-sel darah putih
dan keping-keping darah. Sel-sel darah putih berfungsi membunuh kuman yang
masuk ke tubuh, sedangkan keping-keping darah berfungsi menutup luka.
c. Sebagai
Pengatur Suhu Tubuh
Darah
beredar mengangkut oksigen untuk keperluan oksidasi. Melalui peristiwa
oksidasi, dihasilkan energi lain dalam bentuk panas. Panas sebagai hasil
oksidasi dalam tubuh, terutama digunakan untuk mempertahankan suhu tubuh
manusia, yaitu lebih kurang 37o C. Pada waktu suhu udara panas darah
dari pembuluh darah dikulit akan memindahkan panas ke udara di sekitarnya
sehingga suhu tubuh tidak akan terus meningkat.
4.
Golongan Darah
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan Austria, pada
tahun 1990 membedakan darah menjadi empat golongan darah A, B, AB, dan O (nol).
Penentuan penggolongan darah ini berdasarkan kandungan aglutinogen. Aglutinogen
adalah zat dalam sel darah merah yang dapat digumpalkan oleh aglutinin. Ada dua
macam aglutinogen, yaitu aglutinogen A dan aglutinogen B. Selain terdapat
aglutinogen, juga ditemukan sejenis protein lain pada plasma darah, yaitu aglutinin.
Aglutinin adalah zat dalam plasma darah yang dapat menggumpalkan sel darah
merah. Aglutinin disebut juga antiaglutinogen. Antiaglutinogen ada dua macam,
yaitu antiaglutinogen A (anti A) dan antiaglutinogen B (anti B).
Berdasarkan
kandungan aglutinogen dan aglutininnya, penggolongan darah ABO dapat diuraikan
seperti pada table berikut:
Golongan
darah
|
Aglutinogen
|
Aglutinin
|
A
|
A
|
B
|
B
|
B
|
A
|
AB
|
A
dan B
|
Tidak
ada
|
O
|
Tidak
ada
|
A
dan B
|
Keterangan:
Cara membacanya adalah orang yang
bergolongan darah A mempunyai aglutinogen A dan aglutinin B (anti B), dan seterusnya.
5.
Transfusi Darah
Penggolongan darah sangat berguna dalam proses
transfusi darah dari seseorang ke orang lain. Transfusi diperlukan bagi orang
yang banyak kehilangan darah, misalnya karena kecelakaan atau sedang menjalani
operasi.
Orang yang memberikan darahnya disebut donor, sedangkan orang yang menerima
darah disebut resipien. Jika golongan
darah donor tidak sesuai dengan golongan darah resipien, darah resipien akan
menolak darah donor. Penolakan ini ditandai dengan menggumpalnya darah yang
dapat berakibat fatal bagi resipien.
Berdasarkan skema tersebut, golongan darah O dapat
memberikan darahnya pada semua golongan tetapi hanya dapat menerima darah dari
golongannya sendiri (disebut donor universal). Hal ini terjadi karena darah O
tidak mempunyai aglutinogen A maupun B, jadi jika diberikan ke golongan darah
A, B, AB dan O yang masing-masing mempunyai anti A, B, dan AB tidak akan
terjadi penggumpalan antara aglutinogen dan aglutinin. Sebaliknya, golongan
darah AB dapat menerima darah dari semua golongan darah tetapi hanya dapat
memberikan darahnya pada golongannya sendiri (disebut resipien universal).
Transfusi darah sebaiknya dilakukan antargolongan
darah yang sama. Hal ini dilakukan untuk menjamin keberhasilan transfusi darah
karena selain aglutinin dan aglutinogen, ada faktor lain yang menentukan
keberhasilan transfusi darah.
B.
ALAT-ALAT
PEREDARAN DARAH
Darah
tidak dapat mengalir dengan sendirinya. Darah dapat mengalir di dalam tubuh
karena ada mesin pemompanya, yaitu jantung. Di dalam tubuh, darah senantiasa
berada di dalam pembuluh-pembuluh darah, baik itu pembuluh yang besar maupun
pembuluh yang kecil.
1.
Jatung
Jantung terletak dalam rongga dada agak sebelah
kiri, di antara paru-paru kanan dan paru-paru kiri, serta terbungkus oleh
perikardia. Perikardia terdiri dari dua lapis, yakni lamina pariestalis
(sebelah luar) dan lamina viseralis (menempel di dinding jantung). Di antara ke
dua lapis ini terdapat kavum perikardia yang berisi cairan perikardia. Massanya
kurang lebih 300 gram, besarnya sebesar kepalan tangan. Jantung memiliki fungsi
untuk memompa darah,. Dengan adanya jantung, darah dapat dialirkan ke seluruh
tubuh melalui pembuluh darah.
Jantung manusia terbagi atas empat ruangan, yaitu
serambi kanan dan serambi kiri serta bilik kiri dan bilik kanan. Bagian bilik
(ventrikel) jantung berdiding lebih tebal dibandingkan serambi (atrium)
jantung. Hal ini berhubungan dengan fungsinya untuk memompakan darah ke seluruh
tubuh sehingga harus lebih kuat. Adapun dinding bilik kanan lebih tipis karena
fungsinya hanya memompakan darah ke paru-paru. Jantung dibentuk terutama oleh
tiga jenis otot jantung (miokardia),
yaitu otot serambi, otot bilik, serta serabut otot perangsang dan pengantar
khusus. Di antara serambi kiri dan bilik kiri jantung terdapat katup dua daun atrioventrikuler
(valvula biskuspidalis) yang
berfungsi menjaga agar darah dari bilik tidak kembali ke serambi ketika bilik
berkonsentrasi untuk memompa darah ke luar jantung. Pada perbatasan jantung dan
pembuluh nadi terdapat katup dengan tiga daun berbentuk bulan sabit (valvula semilunares). Katup ini
berfungsi menjaga agar darah dalam pembuluh nadi tidak kembali ke jantung. Di
antara serambi kanan dan bilik kanan terdapat katup tiga daun (valvula trikuspidalis).
Penampakan otot jantung mirip dengan otot rangka
sebab ada bagian yang gelap dan terang. Akan tetapi secara ritmik dengan
kekuatan yang sama. Berbeda dengan otot rangka yang kekuatan kontraksinya
dipengaruhi oleh kekuatan rangsangan. Otot-otot jantung berkontraksi dengan
kekuatan yang relative stabil.
Cara
kerja jantung
Otot-otot jantung bekerja dengan sendirinya
(berkontraksi) tanpa menurut kehendak kita. Otot jantung berkontraksi dengan
cara mengembang atau mengempiskan bagian-bagian jantung. Pada manusia yang
normal, biasanya jantung berkontraksi 72 kali, setiap menit dan memompa darah
60 cm3. Perode dari suatu akhir kontraksi hingga akhir kontraksi
berikutnya disebut siklus jantung.
Siklus jantung terdiri dari periode relaksasi yang dinamakan diastol, yaitu jika serambi jantung
mengucup dan bilik jantung
mengembang. Pada saat itu, otot bilik mengendur maksimum dan ruang bilik
mengembang maksimum. Periode kontraksi dinamakan sistol, yaitu jika otot bilik jantung mengucup dan darah di dalam
bilik dipompa ke pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis) atau pun ke aorta
secara bersamaan.
Darah yang dipompa ke luar jantung memiliki
kekuasaan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan ini dilanjutkan oleh
pembuluh nadi. Oleh karena otot pembuluh nadi elastik, maka nadi ikut
berdenyut.
Tekanan darah dapat diukur dengan tensimenter (sphymomanometer). Yang diukur adalah
tekanan sistol (waktu darah keluar jantung) dan tekanan diastole (waktu darah
masuk ke jantung). Pada orang dewasa yang sehat, umumnya sistol sebesar 120
mmHg atau dapat juga ditulis sebagai tekanan arteri = 120/80 (sistol/diastol).
Pada saat itu, tekanan kapiler 30/10 dan tekanan vena 10/0.
Seperti halnya organ-organ lain di seluruh tubuh,
jantung yang terus-menerus bekerja juga memerlukan makanan. Makanan itu
diperoleh dari pembuluh nadi tajuk
(arteri koronaria).
Pembuluh
darah yang menuju atau keluar jantung adalah:
a.
Vena cava, yang mengalirkan darah dari
seluruh tubuh, bermuara pada serambi kanan.
b.
Arteri pulmonalis, yang mengalirkan
darah dari bilik kanan menuju ke paru-paru, darahnya banyak mengandung CO2.
c.
Vena pulmonalis, yang mengalirkan darah
dari paru-paru menuju ke serambi kiri, darahnya banyak mengandung oksigen.
d.
Aorta, yang mengalirkan darah dari bilik
kiri menuju ke seluruh tubuh.
e.
Arteri koronaria, yaitu pembuluh darah
dari bilik menuju ke jantung.
2.
Pembuluh Darah
Jaringan pembuluh darah yang kompleks, bersama-sama
dengan darah dan jantung, menyusun
system sirkulasi. Disebut demikian karena darah mengalir dari jantung ke
seluruh sel-sel dalam jaringan dan organ tubuh, kemudian kembali ke jantung.
Jaringan pembuluh darah dalam tubuh kalian memanjang sampai 90.000 mil (150.000
km), tiga kali jarak mengelilingi bumi. Sebagian besar jaringan itu disusun
oleh pembuluh kapiler halus yang bercabang-cabang banyak menuju sel-sel atau
jaringan tubuh. Dalam jaringan, kapiler menghubungkan pembuluh arteri dan vena.
Jadi, pembuluh darah dibedakan menjadi pembuluh nadi (arteri), pembuluh balik (vena),
dan pem-buluh kapiler.
a. Pembuluh
Nadi (arteri)
Pembuluh
nadi (arteri) adalah pembuluh yang membawa darah keluar dari jantung. Pembuluh
nadi (arteri) mengalirkan darah yang banyak mengandung oksigen. Dinding
pembuluh nadi tersusun dari tiga lapisan, yaitu lapisan luar yang berupa
jaringan ikat yang kuat dan elastis, lapisan tengah yang berupa sel-sel otot
polos yang berkontraksi secara tak sadar, dan lapisan dalam berupa jaringan
endothelium yang melindungi jaringan di dalamnya. Pembuluh nadi memiliki
dinding tebal, kuat, dan elastis, yang membantu tenaga pemompaan jantung untuk
menyalurkan darah ke seluruh tubuh.
Pemompaan
oleh jantung menyebabkan darah didorong untuk mengalir. Hal itu memberi tekanan
di sepanjang dinding pembuluh yang dilaluinya dan menimbulkan denyutan.
Akibatnya, darah akan mempelancar keluar apabila pembuluh nadi terluka.
Umumnya,
pembuluh nadi terletak di bagian dalam tubuh. Hanya di beberapa tempat pembuluh
nadi berada di dekat permukaan tubuh sehingga terasa denyutannya, misalnya di
pangkal leher dan pergelangan tangan.
Darah
yang keluar dari jantung melewati dua pembuluh nadi yang paling besar disebut aorta.
Pembuluh ini berpangkal pada bilik kiri jantung dan bertugas membawa darah yang
mengandung banyak oksigen (darah bersih) ke seluruh tubuh. Pembuluh ini hanya
memiliki sebuah katup yang terletak
tepat di luar jantung. Selanjutnya aorta bercabang dua, satu cabang menuju ke
kepala dan satu cabang lagi menuju ke tubuh bagian bawah. Kedua pembuluh nadi
(arteri) yang keluar dari jantung tersebut kemudian bercabang-cabang lagi
menjadi pembuluh nadi yang lebih kecil. Pembuluh nadi yang paling kecil disebut
arteriol. Arteriol berukuran lebih tipis dari sehelai rambut. Arteriol akan
bercabang-cabang lagi menjadi pembuluh kapiler.
Selain
aorta, pembuluh nadi lain yang membawa darah meninggalkan jantung ialah
pembuluh nadi paru-paru (arteri pulmonalis). Pembuluh itu berpangkal pada bilik
kanan jantung dan berukuran lebih kecil daripada aorta. Tugasnya membawa darah
yang mengandung karbondioksida (darah kotor) dan uap air ke paru-paru. Di dalam
paru-paru, yaitu di alveolus, darah melepas karbondioksida dan mengikat
oksigen. Dari kapiler di paru-paru, darah akan menuju ke venula, kemudian ke
vena pulmonalis dan kembali ke jantung.
Melalui
pembuluh nadi, darah dari jantung diedarkan ke seluruh jaringan tubuh termasuk
jaringan penyusun jantung. Pembuluh nadi yang bertugas mengalirkan oksigen dan
zat makanan ke jantung disebut nadi tajuk (arteri koronaria). Pembuluh ini
berukuran sangat kecil sehingga mudah tersumbat oleh gumpalan lemak. Penyumbatan
aliran darah menyebakan sebagian sel-sel pada organ jantung menjadi kekurangan
makanan dan oksigen. Peristiwa penyumbatan pembuluh nadi jantung ini disebut koronariasis.
b. Pembuluh
Balik (vena)
Darah
dari kapiler dalam jaringan tubuh kembali ke jantung melalui venula,
kemudian ke pembuluh balik atau vena. Pembuluh balik mempunyai
dinding tipis, tidak elastic, dan berdiameter lebih lebar daripada pembuluh
nadi. Hal itu karena darah dalam perjalanannya kembali ke jantung memiliki
tekanan yang sangat rendah. Tekanan yang rendah tersebut menyebabkan darah
cenderung mengalir kembali meninggalkan jantung. Tekanan darah yang rendah
dalam pembuluh balik menyebabkan tidak terasa adanya denyutan sehingga darah
hanya menetes (tidak memancar) apabila pembuluh balik terluka. Pembuluh balik
terletak dekat dengan permukaan tubuh tampak kebiru-biruan.
Pembuluh
balik berfungsi menyalurkan darah dari seluruh tubuh menuju ke jantung.
Pembuluh ini dilalui darah yang banyak mengandung karbon dioksida, kecuali
pembuluh balik dari paru-paru menuju ke jantung (pembuluh balik paru-paru atau
vena pulmonalis) yang dilalui darah mengadung banyak oksigen.
Dari seluruh tubuh, semua vena bermuara menjadi satu
pembuluh darah besar yang disebut vena cava.
Pembuluh
balik yang besar ada dua macam, yaitu pembuluh balik besar atas (vena kava
superior) dan pembuluh balik besar bawah (vena kava inferior). Pembuluh balik
besar atas menerima darah dari tubuh bagian atas, yaitu kepala, leher, lengan,
dan anggota badan atas. Pembuluh balik besar bawah menerima darah dari tubuh
bagian bawah, yaitu badan dan kaki.
c. Pembuluh
Kapiler
Darah
dari jantung, melalui pembuluh nadi, mengalir menuju jaringan tubuh. Dalam
jaringan tubuh, pembuluh nadi bercabang–cabang menjadi pembuluh-pembuluh yang
sangat kecil, yaitu pembuluh kapiler atau
pembuluh rambut. Pembuluh kapiler membentuk jalinan yang rapat dan
langsung berhubungan dengan sel-sel tubuh. Selain itu, dinding pembuluh kapiler
tersusun dari satu lapis sel endotelium dan sangat sempit sehingga hanya dapat
dilalui sel-sel darah satu per satu. Oleh karena itu, darah dari pembuluh
kapiler dapat langsung memberikan oksigen dan zat-zat makanan kepada sel-sel
tubuh.
Pada
waktu yang sama, sel darah juga mengangkut zat-zat sisa metabolisme dari
sel-sel tubuh dibawa melalui pembuluh balik menuju jantung. Dengan demikian,
jaringan pembuluh kapiler menghubungkan pembuluh nadi terkecil atau anteriol
dan pembuluh balik terkecil atau venula. Jadi, peredaran darah dari jantung ke
sel-sel tubuh melalui pembuluh nadi, pembuluh kapiler, terus menuju pembuluh
balik untuk kembali ke jantung merupakan sistem peredaran (sirkulasi) darah
tertutup.
C.
PEREDARAN
DARAH
Darah
manusia selalu beredar di dalam pembuluh darah. Oleh karena itu, peredaran
darah manusia disebut peredaran darah tertutup.
Pada
waktu serambi jantung mengembang, darah yang berasal dari pembuluh balik akan
masuk ke jantung. Jika kedua serambi menguncup, darah akan menuju ke bilik.
Pada waktu kedua bilik menguncup, darah akan keluar dari jantung menuju
pembuluh nadi yang menyalurkan darah ke seluruh tubuh dan paru-paru. Darah yang
menuju seluruh tubuh akhirnya kembali ke jantung melalui pembuluh balik. Darah
dari seluruh tubuh masuk ke jantung melalui serambi kanan, kemudian ke bilik
kanan. Darah dari bilik kanan menuju paru-paru. Setelah mengikat oksigen, darah
dari paru-paru mengalir kembali ke serambi kiri jantung. Darah dari serambi
kiri masuk ke bilik kiri dan keluar lagi menuju ke seluruh tubuh. Dengan
demikian, peredaran darah pada tubuh manusia dapat disebut peredaran darah rangkap atau peredaran
darah ganda.
Peredaran
darah rangkap dibedakan menjadi peredaran darah kecil dan peredaran darah
besar. Peredaran darah kecil (peredaran darah pendek) atau sirkulasi pulmonalis
adalah peredaran darah yang dimulai dari bilik kanan jantung menuju ke
paru-paru dan akhirnya kembali ke serambi kiri jantung.
Peredaran
darah besar (peredarana darah panjang) atau sirkulasi sistematik adalah
peredaran darah yang dimualai dari bilik kiri jantung menuju ke seluruh tubuh,
kemudian kembali lagi ke serambi kanan jantung.
Di
samping itu terdapat aliran darah yang khusus menuju ke jaringan jantung,
disebut sirkulasi koronaria. Peredaran darah ini memberikan zat makanan dan
oksigen ke jantung dan mengangkat zat-zat sisa dari jantung.
D.
PEREDARAN
GETAH BENING
Getah
bening atau limfa adalah cairan tubuh yang susunannya mirip dengan darah. Limfa
terdiri atas sel-sel putih, fibrinogen, dan keping-keping darah, tetapi tidak
mengandung sel-sel darah merah. Limfa berasal dari plasma darah sehingga
berwarna kekuning-kuningan. Setelah mengedarkan sari-sari makanan, limfa tidak
kembali ke dalam pembuluh kapiler, tetapi berkumpul di dalam pembuluh limfa.
Limfa
beredar ke seluruh tubuh melalui pembuluh limfa yang bercabang-cabang sampai ke
seluruh bagian tubuh. Percabangan itu makin lama makin halus sehingga menjadi
pembuluh kapiler limfa. Ujung pembuluh kapiler limfa disebut peredaran terbuka.
Di sepanjang pembuluh limfa terdapat katup yang menyebabkan aliran limfa hanya
menujun ke satu arah, yaitu ke jantung.
Tubuh
kita memiliki dua daerah pembagian limfa, yaitu pembuluh limfa kiri atau dada (duktus
torasikus) dan pembuluh limfa kanan (duktus limfatikus dekster). Pembuluh limfa
kiri merupakan kumpulan dari pembuluh limfa bagian kiri, yaitu kepala dan leher
bagian kiri, tangan kiri, dada kiri, perut dan kaki. Pembuluh limfa kiri
bermuara pada pembuluh darah balik di bawah tulang selangka kiri.
Pembuluh
limfa kanan merupakan kumpulan dari pembuluh limfa bagian kanan, dada bagian
kanan termasuk paru-paru dan jantung, dan tangan kanan. Pembuluh limfa kanan
bermuara pada pembuluh darah balik di bawah tulang selangka kanan. Pada tempat
bertemunya percabangan pembuluh limfa, umumnya terdapat bagian yang membesar
yang disebut kelenjar limfa. Pada tubuh terdapat beberapa kelenjar limfa antara
lain pada lipatan paha, leher, siku, lutut, ketiak, serta di selaput lender
usus.
Kelenjar
limfa berfungsi sebagai tempat pembuatan sel-sel darah putih dan menyaring
kuman penyakit yang masuk ke dalam tubuh. Apabila bagian tubuh tersebut terluka
dan terinfeksi kuman, kelenjar limfa terdekat akan membesar seperti meradang.
Hal ini menunjukkan bahwa kelenjar limfa tersebut bekerja mematikan kuman
sebelum masuk ke pembuluh darah.
Infeksi
cacing filarial dapat menyebabkan penyakit kaki gajah. Cacing filarial yang
mati akan menyumbat pembuluh limfa. Akibatnya terjadi pembengkakan pada
beberapa bagian tubuh, seperti telinga, tangan, kaki, dan payudara.
E.
KURA
ATAU LIMPA
Kura
atau limpa adalah organ tubuh yang panjangnya lebih kurang 10 cm dalam rongga
perut sebelah kiri atas. Limpa berfungsi sebagai tempat pembentukan sel-sel
darah putih dan antibodi, tempat membinasakan kuman, tempat penimbunan darah,
dan tempat pembongkaran sel-sel darah merah yang telah mati atau rusak.
F.
TONSIL
Di
dalam tubuh terdapat tiga buah tonsil. Dua buah tonsil terdapat di sebelah
kanan dan kiri batang tenggorokan yang biasa disebut amandel. Sebuah tonsil
yang disebut polip terdapat di dalam rongga hidung. Tonsil bertugas mencegah
infeksi lebih lanjut ke bagian tubuh lain karena memiliki kemampuan membentuk
sel-sel darah putih. Jika dilewati oleh kuman yang menuju ke organ lain, tonsil
akan aktif mengadakan perlawanan yang ditujukkan dengan terjadinya pembengkakan
pada tonsil tersebut.
G.
GANGGUAN
DAN PENYAKIT PADA SISTEM PEREDARAN DARAH MANUSIA
Kelainan
yang menyerang sistem peredaran
darah seringkali menimbulkan masalah yang serius dalam kesehatan. Misalnya, penyakit jantung yang telah
menyebabkan lebih bnayak korban setiap tahunnya di bandingkan dengan macam
penyakit lainnya. Berikut ini beberapa bentuk kelainan yang terjadi pada sistem
peredaran darah manusia.
1.
Anemia
Jumlah sel darah merah dalam tubuh manusia juga dapat mengalami
penurunan. Keadaan itu disebut anemia. Anemia dapat disebabkan menderita
penyakit malaria, infeksi cacing tambang, atau kekurangan zat besi. Penyebab
penyakit malaria adalah plasmodium malariae yang menyerang sel-sel darah merah
sehingga sel-sel darah merah banyak yang mati sebelum berumur 120 hari.
Zat besi merupakan mineral penting untuk menyusun hemoglobin dalam sel
darah merah. Kekurangan zat besi berarti menghambat proses pembentukan sel-sel
darah merah. Infeksi cacing tambang ke dalam tubuh manusia juga dapat
menyebabkan anemia karena cacing tersebut mengisap darah sambil mengeluarkan
zat anti pembekuan darah.
Anemia merupakan
suatu keadaan kekurangan
eritrosit (Hemoglobin).
Kekurangan hemoglobin menyebabkan suplai oksigen ke jaringan menurun sehingga dapat mengganggu
fungsi kerja sel. Gejala anemia antara lain di tandai dengan muka pucat, cepat
lelah, sakit kepala, timbulnya titik-titik hitam pada mata, jantung
berdebar-debar, dan bertambahnya kecepatan denyut nadi di pergelangan tangan.
2.
Talasemia
Talasemia merupakan
suatu kelainan pada eritrosit yang
berakibat sel tersebut mudah rapuh dan cepat rusak. Talasemia termasuk penyakit
keturunan yang dapat terjadi pada perempuan maupun laki-laki. Penyakit ini
ditandai adanya gangguan pembentukan sel darah merah. Sel darah merah penderita
talasemia mudah pecah, tidak tahan lama sehingga penderita selalu kekurangan
sel darah merah.
Talasemia
dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu talasemia mayor dan talasemia minor.
Talasemia mayor memperlihatkan gejala-gejala klinis anemia berat yang dapat
berakibat fatal. Gelaja penderita talasemia mayor sudah tampak sejak awal masa
kanak-kanak (umur ±3 tahun). Penderita talasemia minor
biasanya tidak mengalami anemia berat sehingga masih dapat bertahan hidup.
Leukopenia dan Leukositosis
Leukopenia
adalah keadaan dimana jumlah sel darah putih kurang dari normal (di bawah 5.000
sel/mm3 darah). Hal ini dapat menurunkan system kekebalan tubuh.
Sebaliknya leukositosis adalah keadaan jumlah sel darah putih yang terlalu
banyak. Leukositosis umumnya terjadi pada orang yang sedang sakit parah.
4.
Leukemia
Leukemia atau kanker darah adalah suatu penyakit/kelainan
pada manusia karena jumlah sel-sel darah putih (leukosit) meningkat tidak
terkendali. Penderita cenderung menjadi lemah, nafsu makan berkurang, dan berat
badan menurun. Selain itu, ia juga mengalami kekurangan sel darah merah
(anemia), karena sel-sel darah putih yang berlebihan jumlahnya akan memangsa
sel-sel darah merah. Dalam kondisi normal, jumlah sel darah putih sekitar 8.000
tipa millimeter kubik. Pada penderitaleukimia, jumlah sel-sel darah putih dapat
mencapai 25.000-50.000 tiap millimeter kubik.
5.
Hemofilia
Hemofilia adalah
suatu penyakit keturunan pada manusia yang ditandai dengan tidak dapatnya darah
membeku secara wajar ketika mengalami luka atau pendarahan. Hal itu terjadi
karena tubuh tidak mampu membentuk protein yang berperan dalam proses pembekuan
darah. Penyakit ini tidak dapat disembuhkan.
Erythroblastosis faetalis
Erythroblastosis
faetalis (penyakit kuning pada bayi) disebabkan oleh kerusakan sel-sel darah
yang berasal dari agglutinin ibunya, terjadi karena adanya perbedaan rhesus.
Thrombus
(Embolus)
Thrombus adalah jenis penyakit jantung
yang disebabkan tersumbatnya nadi tajuk, oleh gumpalan atau bekuan darah.
Sklerosis
Pengerasan
pembuluh darah, berdasarkan penyebabnya dibedakan menjadi:
a.
Aterosklerosis, penyebabnya endapan
lemak pada dinding pembuluh darah.
b.
Arteriosklerosis, penyebabnya endapan
zat kapur pada dinding pembuluh darah.
Sklerosis ini dapat berpengaruh pada kenaikan
tekanan darah.
9.
Varises
Varises merupakan
suatu pelebaran pada pembuluh
balik (vena).
Hal-hal yang menyebabkan varises antara lain kehamilan dan terlalu gemuk.Varises
sering terjadi pada bagian bawah tubuh.
10.
Wasir
Hemaroid atau wasir merupakan pelebaran
pembuluh darah di sekitar anus.
11.
Angina
Angina
adalah kondisi dimana timbul rasa sakit pada dada sebelah kiri akibat gangguan
pada jantung. Angina terjadi ketika jantung tidak memperoleh cukup darah.
12. Serangan Jantung
Serangan
jantung terjadi karena terhambatnya aliran darah yang membawa makanan dan
oksigen ke jaringan otot jantung. Hambatan itu terjadi karena pembuluh nadi
jantung mengalami gangguan atau kerusakan. Kerusakan pembuluh nadi tersebut
terjadi karena pembekuan darah atau gumpalan materi yang menyumbat pembuluh
darah. Apabila gumpalan ini menghambat aliran darah di otak akan terjadi
stroke. Hasil penelitian menyebutkan bahwa gumpalan yang sering menyebabkan
terjadinya penyumbatan pembuluh darah adalah senyawa kolesterol.
Hipertensi
Hipertensi merupakan suatu keadaan yang di tandai dengan tekanan sistole di atas 150 mmHg dan tekanan diastol di atas
90 mmHg. Jantung penderita hipertensi bekerja lebih keras dan menyebabkan otot
jantung membesar terutama bilik kiri. Hipertensi dapat menyebabkan
aterosklerosis dan arteriosklerosis. Aterosklerosis adalah penimbunan lemak
pada dinding pembuluh nadi atau arteri. Arteriosklerosis adalah penimbunan zat
kapur pada dinding arteri. Terjadinya penimbunan pada dinding arteri
meningkatkan kemungkinan penyumbatan aliran darah sehingga tekanan darah
menjadi lebih tinggi dan bahkan pembuluh darah besar. Kondisi ini memungkinkan
terjadinya perdarahan di otak, perdarahan pembuluh darah ginjal dan dapat juga
menyebabkan pandangan mata menjadi kabur karena pecahnya pembuluh darah pada
retina. Penyebab tekanan darah tinggi antara lain kerusakan ginjal,
terhambatnya aliran darah dalam arteri ginjal dan kelebihan hormon tertentu.Untuk
mengatasi tekanan darah tinggi, penderita diberi obat yang dapat melebarkan
pembuluh darah, meninggkatkan kecepatan produksi urine, atau menurunkan
keluaran darah jantung hingga normal. Penderita juga dianjurkan mengonsumsi
makanan dengan kandungan garam dapur (natrium klorida) yang rendah.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
![*](file:///C:/DOCUME~1/SPORTIF/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/SPORTIF/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/SPORTIF/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/SPORTIF/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/SPORTIF/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
![*](file:///C:/DOCUME~1/SPORTIF/LOCALS~1/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image001.gif)
DAFTAR PUSTAKA
Sumawarman
DKK. 2007. IPA SMP. Jakarta: Erlangga
Daroji-Haryati.
2007. ILMU PENGETAHUAN ALAM 2. Solo:
Tiga Serangkai Pustaka Mandiri
Saeful
Karin DKK. 2008. Belajar IPA.
Jakarta: Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional
Komentar
Posting Komentar